Hubungan Antara Status Gizi dengan Kejadian Pneumonia pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Woha Tahun 2022
DOI:
https://doi.org/10.59585/bajik.v1i1.123Keywords:
Toddlers, Nutritional Status, Pneumonia IncidenceAbstract
Pneumonia is an acute infection of the lung tissue caused by bacteria, viruses, fungi, chemical exposure or physical damage to the lungs. The bacteria that commonly cause pneumonia are Streptococcus and Mycoplasma Pneumonia, while viruses that cause pneumonia are Adenoviruses, Rhinoviruses, Influenza Virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV). This study aims to determine the relationship between nutritional status and the incidence of pneumonia in toddlers in the working area of the Woha Health Center. This type of research is an analytic observation research method with a cross sectional approach. This research was conducted in several working areas of the Woha Health Center. The research was conducted in January 2022. The population in this study were all toddlers who visited the Woha Health Center. The sampling technique uses simple random sampling of 50 respondents. The data analysis carried out was univariate analysis and bivariate analysis. The test used was the chi square statistical test with another alternative test, namely the Fisher Excat test with a significance level of p=0.02, HA was accepted because it was proven that there was a relationship between knowledge of pregnant women and attitudes with p<0.05. It was concluded that there is a relationship between nutritional status and the incidence of pneumonia in toddlers in the working area of the Woha Health Center. Based on the results of this study, it is best if health workers, especially midwives, work together with health agencies that carry out outreach activities in order to increase parents' knowledge and information regarding the treatment of pneumonia in toddlers.
References
Abdullah dan Tantry 2013), balita 0-4 bulan dengan riwayat BBLR memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita pneumonia.
Ahmul A 2015), pneumonia peradangan pada parengkin paru. W.W.W. google.com, download 20-juli-2022.
Depkes RI 2012), laki-laki lebih resiko yang mempengaruhi kesakitan pneumonia.
Depkes RI dan Tantry 2014), umur faktor utama pada beberapa penyakit.
Dharmage Et Al Herman 2012), balita yang jenis kelamin laki-laki resiko lebih tinggi terkena pneumonia di bandingkan perempuan.
Ewig dan Mahcmud 2011), umur yang sangat muda/tua rentang menderita pneumonia lebih berat.
Kemenkes Ri 2014), pneumonia penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di indonesia; Program Studi Si Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Hang Tuah Pekan Baru.
Limuaris H, 2016), balita anak yang telah berusia 1 tahun atau lebih.
Madiana 2013), penangana pneumonia; jurnal kesehatan andalas,Http://jurnal.FK.unand.ac.id
Malineux dan Tantry 2013), BBLR bayi neonatus; jurnal kesehatan andalas,Http://jurnal.FK.unand.ac.id
Menurut Sutomo. B, dan Anggraeni. DY,2010), balita istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun.
Moehji 2012) kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda-beda.
Masdarwati, M., Kadir, E., Serli, S., Ruben, S. D., Pannyiwi, R., & Rante, A. (2023). Penyuluhan Tentang Makanan Pendamping Asi Dengan Status Gizi Balita. Sahabat Sosial: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 40–42. https://doi.org/10.59585/sosisabdimas.v1i2.28
Moehji 2012), status giji sangat berperan penting dalam pertumbuhan balita.
Muscari 2015 dan Betz 2016),pneumonia inflamasi akut pada parenkin paru.
MS, D. S., Junaidin, J., Kurniawati, K., Samila, S., Malaha, N., & Sima, Y. (2023). Upaya Penguatan Kualitas Kesehatan Dalam Pencegahan Penyakit Degeneratif. Sahabat Sosial: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 59–64. https://doi.org/10.59585/sosisabdimas.v1i2.35
Notoatmojo 2010), kerangka kerja tahapan dalam suatu penelitian; W.W.W. google.com, download 26-juni-2022.
Nugrawati, N., Fitriani, F., Marzuki, M., Samila, S., Syam, R., Ekawati, N., & K, H. (2023). Analisis Faktor Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping Asi Dengan Status Gizi Balita. Barongko: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), 70–72. https://doi.org/10.59585/bajik.v1i2.20
Profil Dinkes Nusa Tenggara Barat 2017), membahas tentang jumlah balita yang terkena pneumonia; W.W.W. google.com, download 27-juli-2022.
Rahman DKK,2014)kematian balita tertinggi terjadi di negara berkembang
Resti Wijayanti, F. E., HB, E., Ratu, M., Arfah, A., Hartati, A., & Werdyaningsih, E. (2022). Analisis Faktor Terhadap Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Puskesmas. Barongko: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 47–49. https://doi.org/10.59585/bajik.v1i1.39
Srianingsih, S., Wijaya, A., Pannyiwi, R., Anto, S., Muhajrin, M., & Rauf, N. I. (2022). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Kesehatan Lingkungan. Barongko: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 53–56. https://doi.org/10.59585/bajik.v1i1.41
Silalahi, 2014), masalah kesehatan balita merupakan masalah nasional
Supariasa 2012) gizi proses organisme yang menggunakan makanan di konsumsi secara normal.
Supariasa 2012) status gizi dan penilaian; universitas islam negeri, jakarta.
WHO 2014-2015), pneumonia penyebab utama kematian balita; jurnal kesehatan andalas,Http://jurnal.FK.unand.ac.id
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Wahidah Wahidah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.